Selasa, 04 Oktober 2016

CERITA FANTASI



       Pengertian Cerita Fantasi
Fantasi adalah khayalan atau lamunan.  Cerita fantasi menurut Huck dkk. (1987:344) adalah cerita yang memiliki makna lebih dari sekedar yang dikisahkan.  Menurut Nurgiyantoro (2013:    ), cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang derajat kebenaranya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun hanaya sebagian cerita. Hal itu berarti bahwa dalam cerita fantasipun terdapat berbagai aspek yang bersifat realistik sebagai halnya dalam cerita fiksi realistik baik yang menyangkut tokoh, karakter tokoh, nperistiwa yang dikisahkan, alur, latar, maupun aspek yang lain.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa cerita fantasi adalah cerita yang dibuat berdasarkan produk imajinasi seseorang seakan ada dalam kehidupan sehari-hari tetapi kenyataannya hanya dalam impian. Impian-impian dalam fantasi mengungkapkan wawasan baru dalam dunia kenyataan. Fantasi secara konsisten mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang universal yang melibatkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, kemanusiaan seseorang, arti hidup atau mati.
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan, dapat diungkapkan bahwa cerita fantasi bersifat fiktif.  Zoest (1990:5-7) menyebutkan bahwa cerita fantasi adalah (1) menggambarkan dunia yang tidak nyata, (2) dunia yang dibuat sangat mirip dengan kenyataan dan menceritakan hal-hal yang aneh, dan (3) menggambarkan suasana yang asing dan peristiwa-peristiwa yang sukar diterima akal.
Lloyd Alexander (dalam Mitchell    :302), tokoh penulis cerita fantasi memberikan sebuah definisi dari fantasi : “jika cerita berisi unsur dari suatu kemustahilan (paling tidak seperti pengetahuan dunia sekarang ini), dapat diklasifikasi dalam cerita fantasi; jika peristiwa secara hukum alam terjadi di dunia nyata, dapat diklasifikasi dalam cerita realistik”.  Definisi tersebut menegaskan bahwa genre-genre meluncur secara bersama, membuat itu sulit untuk memisahkan genre-genre tersebut.  Bahkan ketika itu tampak nyata mungkin karena seseorang mengidentifikasi buku realistik, ketika orang lain mengkategorikan itu sebagai fantasi karena itu termasuk cerita binatang, yang mana dipandang sebagai kemustahilan.  Bahkan novel yang membawa kita kembali ke masa lalu nampak nyata, mungkin karena penulis membuat peralihan yang seperti tanpa upaya untuk dengan deskripsi yang jelas.
Genre fantasi termasuk fantasi tinggi, perjalanan waktu, sihir dalam kehidupan sehari-hari, dunia fantastik, binatang yang dapat bicara dan berpikir, pertempuran antara yang baik dan yang jahat, dan bahkan cerita fantasi yang berhubungan dengan sejarah.  Karakteristik yang membedakan satu bentuk dengan bentuk lainnya adalah hal yang penting karena bentuk-bentuk cerita fantasi tersebut memberi indikasi dari pengalaman yang anda miliki dengan jenis buku tersebut.  Apakah anda suka apabila memiliki satu kaki dalam dunia nyata dan satu kaki dalam dunia sihir, dan melihat bagaimana dua dunia hidup berdampingan? Apakah anda ingin pergi ke dunia yang baru, dimana kamu dapat melihat bagaimana mereka berorganisasi sosial, kebiasaan apa yang mereka lakukan, dan apa yang mereka anggap “normal” dan melihat dunia kita dengan lebih jelas?  Apakah anda ingin terlibat dalam lorong waktu, dimana satu karakter pergi ke waktu yang lain? Apakah anda ingin berbicara dengan orang-orang yang telah mendahului kita atau orang-orang yang belum terlahir?  Apakah anda menikmati perasaan menjadi seseorang yang dapat berbicara dengan binatang, dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan mantra sihir, atau menjadi bagian dari dunia mainan?  Semua bentuk dari khayalan-khayalan  yang ada melalui aliran gaib disebut dengan fantasi.

      Karakteristik Cerita Fantasi
Cerita fantasi bagi anak-anak sangat berbeda jika dibandingkan dengan cerita fantasi untuk orang dewasa baik dilihat dari segi isi maupun bentuknya.  Huck menguraikan sebagai berikut: Isi adalah sesuatu yang berhubungan dengan unsur-unsur pendidikan anak. Sedangkan bentuk adalah sesuatu yang
berhubungan dengan tatanan atas sajian cerita dalam sebuah teks.
Isi cerita fantasi anak-anak diharapkan dapat:
a.       Memberikan kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan;
b.      Cerita sastra dapat mengembangkan daya imajinasi anak;
c.       Cerita dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru;
d.      Mengembangkan wawasan dengan perilaku insani;
e.       Menurunkan warisan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya.
Unsur lain dalam cerita fantasi adalah nilai pendidikan bagi anak-anak. Nilai-nilai pendidikan yang dimaksudkan di sini bahwa cerita anak-anak diharapkan dapat mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak untuk menunjang dalam bidang: (1) perkembangan berbahasa, (2) perkembangan berfikir (kognitif), (3) perkembangan kepribadian, dan (4) perkembangan bermasyarakat (sosial).  Cerita fantasi dapat menampilkan tokoh dan alur yang hampir sepenuhnya fantastik, artinya derajat kebenarannya dipertanyakan, atau gabungan antara unsur realistik dengan fantastik.  Cerita sinetron yang ditayangkan beberapa televisi swasta seperti Jin dan Jun atau Thuyul dan Mbak Yul dapat dikategorikan ke dalam cerita fantasi ini.  Demikian juga berbagai cerita binatang yang dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia, cerita yang berupa personifikasi manusia, juga dapat dikategorikan ke dalam cerita fantasi.

       Daya Tarik Fantasi
Apakah mereka mengakui itu atau tidak, banyak orang mengerti fantasi.  Mengapa orang-orang ingin pergi menonton beberapa film seperti Star Wars, Jurassic Park, Close Encounters of the Third Kind, dan ET? Mengapa kebanyakan hotel tidak memliki lantai tiga belas?  Mengapa pada koran-koran harian terdapat kolom ramalan atau primbon? Mengapa buku Harry Potter (J.K. Rowling) menjadi penjualan terbaik (best seller) dalam waktu berbulan-bulan?  Karena masyarakat memiliki alasan membaca cerita tersebut, bagaimana pun juga manusia sering menyesal tentang cinta mereka pada dunia sihir dan misterius.  Mereka berpikir fantasi sebagai sebuah tambahan, keistimewaan, hampir tidak perlu tambahan dalam kehidupan mereka.    Oleh sebab itu, Freud, pakar psikologi, percaya bahwa fantasi lepas dari dunia nyata, dan teori ini menjadi pikiran yang populer.
Fantasi dapat menyalurkan aksi dalam lisan daripada fisik.  Psikolog Melanie Klein menjelaskan bahwa ketika hidup nampak sia-sia dan tidak berarti, aktivitas kreatif menurunkan mental stres.  Bruno Bettelheim mengatakan bahwa anak dibawah tekanan mampu berjuang melewati masalah mereka hanya jika mereka dapat berfantasi dengan prestasi masa depan – meskipun dengan cara yang berlebihan dan mustahil.  Jika seorang anak untuk sebuah alasan tidak dapat berimajinasi tentang masa depan mereka, hal ini dapat menahan perkembangan anak.  Jerome L. Singer berpendapat bahwa fantasi sederhana anak menampakkan banyak aksi dan pemikiran sederhana; fantasi tinggi anak lebih berimajinasi tinggi dan kreatif dan cenderung secara lisan, daripada secara fisik, agresif.  Merangsang pikiran anak melalui fantasi dapat membantu mereka menhadapi persoalan yang dihadapi anak kedalam imajinasi, bukan secara fisik.
Fantasi dapat membantu anak untuk mengisi harapan.  Imajinasi dapat membantu kita untuk berharap, untuk memimpikan sesuatu yang mereka inginkan.  Jika kita dapat melihat siapa kita sekarang dan bagaimana kita hidup sekarang, tanpa berimajinasi bagaimana suatu hal dapat berbeda, apa yang kita inginkan tanpa sebuah harapan.  Jika yang kita lihat hanya masa suram dan putus asa, bagaimana kita tahu disana ada kehidupan dengan bentuk lain jika imajinasi kita tidak membiarkan kita merasa terbang diatas kenyataan dan melihat kemungkinan?  Dalam beberapa buku seperti Howl’s Moving Castle (oleh Diana Wynne Jones), kita dapat melihat perjalanan pahlawan, ujian bertahan hidupnya, dan kembalinya pahlawan tersebut.  Melihat diri kita sebagai seorang pahlawan memberi kita harapan yang kita dapat selesaikan dengan perbuatan yang benar.
Fantasi dapat membuat perbedaan dalam cara kita melihat sesuatu.  Berpikir tentang bagaimana perbedaan pandangan anak muda dan orang dewasa.  Orang dewasa terus berjalan, sementara anak muda meninggalkan sesuatu yang belum diselidiki.  Mereka melihat dan bertanya.  Mereka tahu bahwa dunia berisi dengan hal-hal yang mengagumkan, dan rasa ingin tahu mereka menggerakkan mereka.  Mereka percaya bahwa banyak hal yang mungkin.  Dengan menyediakan literatur yang menjabarkan imajinasi, kita mungkin dapat membantu anak menguasai rasa ingin tahu mereka, menjaga pikiran mereka dengan fleksibel sehingga mereka dapat merentangkan dan mengonsep yang nampaknya jauh dari akal sehat. 
Fantasi dapat membantu kita bergulat dengan pertanyaan yang esensial mengenai alam semesta, dimana tidak ada pertanyaan yang dapat diamati.  Beberapa orang membaca cerita fantasi karena dapat mengetuk kedalam angan untuk mengetahui fenomena bahwa pengetahuan dan agama tak dapat menjelaskan kepuasan seseorang.  Erich Fromn (dalam Mitchell :305) mengira bahwa dukungan dan pemahaman dari dunia lain ini berisi pikiran bawah sadar, yang disebutnya sebagai “forgotten language... the common origin of dream, fairy tales, and myth”.  Natalie Babbitt mendeskripsikan “true fantasi” adalah bukan hal baru tetapi disaring dan ditafsirkan – dari pengaruh pada zaman prasejarah, dari pengaruh tersebut kita dapat belajar mengenai dongeng,

      Cerita Fantasi sebagai Pusat Imanjinasi
Fantasi pada umumnya bukan hanya genre yang menstimulasi imajinasi anak maupun orang dewasa.  Tetapi sejak imajinasi merupakan kunci dari genre fantasi, kita dapat mengembangkan imajinasi kita terhadap cerita fantasi.  Fiksi fantasi (fantastic fiction) dapat dipahami sebagai “The willing suspension of disbelief” (Coleridge, via Lukens, 2003:20), cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit diterima. Fiksi fantasi yang sering juga disebut sebagai cerita fantasi (fantastic stories) mencoba menghadirkan sebuah dunia lain (other world) disamping dunia realitas. Cerita fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim yang dapat diterima sehingga sebagai sebuah cerita dapat diterima oleh pembaca. Dalam sebuah cerita fantasipun ada bagian-bagian tertentu yang sebenarnya masuk akal, logis, hanya saja hal-hal itu kemudian dicampur adukkan  dengan sesuatu yang tidak masuk akal. Namun demikian, secara keselruhan pengembangan alur cerita tetap saja tunduk pada hukum sebab-akibat, tunduk pada “the law of the plot” yang berlaku dalam penulisan cerita konvensional. Hal itulah yang menyebabkan cerita fiksi fantasi juga menjadi kuat dan meyakinkan karena dapat dipertanggungjawabkan secara interinsik.
Cerita fantasi bukan hanya cerita yang berkisah dengan tokoh-tokoh supranatural yang lazim muncul pada cerita masa lalu, tetapi juga dapat melibatkan tokoh dalam kehidupan modern. Dalam hal yang demikian cerita fantasi dapat dipandang sebagai sesuatu yang mengandung komentar metafois terhadap kehidupan sosial dewasa ini. Fiksi fantasi yang mengangkat berbagai isu dalam kehidupan modern realitas kehidupan masa kini, dengan tokoh dan peristiwa yang mencerminkan realitas, juga menampilkan hal-hal yang tidak masuk akal, terlihat familiar dan banyak digemari pembaca.
Cerita fantasi lebih bebas dalam mengembangkan cerita, baik yang menyangkut tokoh, alur, latar, maupun aspek fiksi yang lain. Misalnya, itu dilakukan dengan mencampuradukkan antara yang masuk akal dan tidak masuk akal, antara yang realistic dan yang fantastic, dan adakalanya batas antara kedua hal tersebut tipis dan samar, namun kesemuanya bahkan menyebabkan cerita lebih familiar. Bahkan, sebenarnya berbagai cerita fiksi modern juga mengakar, atau dalam pandangan teori intertekstual berhipogram terhadap cerita lama bukan merupakan suatu keharusan walau penghipograman terhadap cerita-cerita sebelumnya, yang sama-sama cerita fiksi modern, merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan.
Sama halnya dengan jenis cerita fiksi yang lain, cerita fiksi fantasi juga membantu anak untuk mengembangkan daya fantasi. Hal inilah yang menurut Huck dkk (1987:337) merupakan sumbangan yang paling penting walau juga tidak berarti menisbikan adanya berbagai kemanfaatan yang lain. Lewat berbagai kisah yang fantastik itu, lewat daya imajinasinya, anak dapat mengembangkan berbagai potensi kediriannya. Orang yang tidak memilki imajinasi, kata Paul Fenimore (via Huck dkk, ibid) ialah ibarat orang hidup, tetapi hanya separo hidup, orang hidup membutuhkan visi, dan imajinasi akan memberikan visi yang diperlukan.

      Bentuk-bentuk Cerita Fanatasi
Cerita fantasi memiliki beberapa jenis dan variasi. Setiap jenis ceritanya memiliki ciri-ciri khusus yang kadang-kadang ada unsur kesamaan maupun perbedaan jika dibandingkan dengan jenis cerita lainnya.  Stewig (1980:409-442) menguraikan jenis-jenis fantasi antara lain(1) fantasi sederhana untuk anak-anak kelas awal, (2) dongeng rakyat, (3) cerita binatang dengan kemampuan khusus, (4) ciptaan yang aneh, (5) cerita manusia dengan kemampuan tertentu, (6) cerita boneka mainan, (7) cerita tentang benda-benda gaib, (8) cerita petualangan, serta (9) cerita tentang kekuatan jahat/gaib. Sedangkan Huck (1987:339-374) menguraikan jenis-jenis cerita fantasi antara lain (1) cerita rakyat, (2) cerita binatang, (3) cerita boneka mainan, (4) cerita yang menakutkan/gaib, (5) cerita petualangan, serta (6) cerita fantasi modern.
Ketika mendengar jenis fantasi, mungkin Anda berpikir tentang perumpamaan sebuah dunia dimana kekuatan baik melawan kekuatan jahat atau Anda berpikir tentang seekor naga, ratu, dan istana.  Hal ini merupakan elemen yang biasa dihubungkan dengan fantasi tinggi, dimana hanya satu dari beberapa bentuk dari cerita fantasi.  Berikut akan dijelaskan mengenai pandangan dari kategori cerita fantasi yang berbeda-beda menurut Mitchell (    :      )
1.      Sihir dalam Kehidupan Sehari-hari (Magic in Everyday Life)
Cerita tentang sihir (magic) merupakan sebuah cerita yang tidak asing lagi, setiap hari di dunia sihir pada umumnya menceritakan tentang pertarungan antara yang baik dan yang buruk dan biasanya memasukkan unsur humor dan zaniness untuk menambah keindahan cerita.  Buku Fantasi dari Bruce Coville yang berjudul Jeremy Thatcher, Dragon Hatcher, Jennifer Murdley’s Toad, dan The Skull of Truth, dimana dalam cerita tersebut memasukkan unsur humor didalam cerita yang menegangkan, menjadi daya tarik siswa SD kelas tinggi.  Salah satunya melibatkan naga, katak, dan yang ketiga menceritakan tengkorak yang memberikan mantra.
Beberapa buku memiliki struktur yang khusus sehingga membuat buku tersebut sulit dikategorikan.  Harry Potter and the Sorcerer’s Stone sampai seri ke-tujuh karya dari J.K. Rowling salah satunya.  Cerita bermula dari Inggris, tetapi ketika Harry berusia 11 tahun ia masuk ke sekolah sihir bernama Hogwarts.  Apakah dunia ini diisi dengan sihir dalam dimensi lain bahwa Muggles (kaum yang tidak percaya sihir) tidak memiliki akses atau apakah Muggles tidak memiliki akses ke dunia karena mereka tidak tahu bagaimana melihat dan percaya dunia yang sebenarnya adalah nyata.
Berikut adalah sinopsis cerita Harry Potter pada seri pertama yang berjudul Harry Potter and the Sorcerer's Stone
Sebelum novel dimulai, Voldemort, penyihir paling jahat, membunuh orang tua Harry tetapi secara misterius menghilang setelah mencoba membunuh Harry. Saat dunia sihir merayakan kejatuhan Voldemort, Professor Dumbledore, Professor McGonagall danRubeus Hagrid menempatkan anak yatim piatu berumur satu tahun ini dalam perawatan bibi dan paman Muggle (bukan penyihir)–nya, Vernon dan Petunia Dursley.
Selama sepuluh tahun, mereka dan anak laki-laki mereka Dudley memperlakukan Harry dengan keras. Sederhananya sebelum ulang tahun kesebelas Harry, sebuah surat tiba, dialamatkan kepada Harry tetapi dihancurkan oleh pamannya sebelum Harry bisa membacanya. Akibatnya, setumpukan surat menghujan ke dalam rumah pada celah yang terbuka, meskipun kecil, dan untuk melarikan diri, Vernon Dursleya membawa keluarganya ke pulau terpencil. Saat mereka sedang tenang, Hagrid menghancurkan pintu untuk menceritakan kepada Harry apa yang telah disembunyikan keluarga Dursley darinya: Harry adalah seorang penyihir dan telah diterima di Sekolah Hogwarts untuk tahun mendatang.
Hagrid mengantar Harry ke Diagon Alley, tempat berbelanja yang tersembunyi secara magis di London, di mana Harry bingung untuk mengetahui bagaimana dia terkenal di antara para penyihir sebagai “anak laki-laki yang hidup”. Dia juga menemukan bahwa di dunia sihir dia cukup kaya, karena warisan dari orang tuanya yang ditinggalkan di Gringotts Bank. Dipandu Hagrid, dia membeli buku-buku dan peralatan yang dibutuhkan dia untuk Hogwarts–dan menemukan bahwa tongkatnya kembar dengan milik Voldemort.
Sebulan kemudian, Harry meninggalkan rumah Dursley untuk mengejar Hogwarts Express dari Stasiun Kereta Api King Cross. Di sana dia ditemani oleh keluarga Weasley, yang menunjukkan padanya bagaimana caranya untuk melewati tembok gaib ke peron 9 ¾, di mana kereta api menunggu. Saat di kereta api Harry berteman dengan Ron Weasley, yang menceritakan padanya bahwa seseorang mencoba untuk merampok lemari besi di Gringotts. Murid baru lain, Draco Malfoy, didampingi oleh asistennya yang gemuk Crabbe dan Goyle, menawarkan diri untuk menasihati Harry, tetapi Harry tidak suka dengan keangkuhan dan prasangka Draco.
Sebelum waktu makan malam pertama di aula besar sekolah, siswa baru dibagikan ke asrama-asrama oleh Topi Seleksi ajaib. Topi menempatkan kebanyakan murid dengan segera–terutama ketika mengirim Draco, Crabbe dan Goyle ke Slytherin–tetapi berdiskusi telepati dengan Harry tentang ambisinya akan membuat Slytherin sebagai pilihan terbaik baginya. Ketika Harry diam tetapi sangat keberatan, Topi mengirimkannya untuk bergabung dengan para Weasley di Gryffindor. Saat Harry sedang bersantai setelah makan malam, Professor Snape membelalak padanya dan dia merasakan tikaman rasa sakit di bekas luka yang Voldemort tinggalkan di dahinya.
Setelah pelajaran ramuan pertamanya yang menyedihkan dengan Snape, Harry dan Ron mengunjungi Hagrid, yang tinggal di gubuk di tepi Hutan Terlarang. Di sana mereka mendengar kalau perampokan yang dicoba di Gringotts terjadi pada saat Harry mengambil sejumlah uang, dan Harry mengingatkan Hagrid yang meninggalkan bank dengan sebuah bungkus kecil.
Selama pelajaran terbang pertama murid baru, Neville Longbottom mematahkan pergelangan tangannya dan Draco mengambil kesempatan untuk melemparkan Remembrall ke udara yang tinggi. Harry mengejar di atas sapunya, menangkap Remembrall diatas tanah. Professor McGonagall berlari keluar dan mengangkatnya sebagai Seeker baru Griffyndor.
Draco memperdayakan Ron dan Harry ke kunjungan tengah malam, dan Neville dan Hermione Granger yang suka menyuruh-nyuruh, keduanya juga di Gryffindor, menemani pasangan itu untuk menjauhkan mereka dari masalah. Celakanya mereka semua masuk ke koridor terlarang dan menemukan ruangan berisi anjing kepala tiga yang sangat besar. Kelompok itu kabur dengan cepat, dan hanya Hermione yang memperhatikan bahwa anjing itu berdiri di atas pintu perangkap. Harry menyimpulkan bahwa monster itu menjaga bungkusan yang diselamatkan Hagrid dari Gringotts.
Setelah Ron mengkritik Hermione yang suka pamer dalam pelajaran mantera, dia bersembunyi dalam tangisan di toilet perempuan. Professor Quirrell melaporkan bahwa ada trolltelah masuk ke sel bawah tanah. Saat semua orang pergi ke kamar tidur mereka, Harry dan Ron berdesakan untuk memperingatkan Hermione. Troll menyudutkan Hermione di toilet, tetapi saat Harry menikamnya dengan tongkatnya, Ron memukul troll dengan pentungannya sendiri, menggunakan mantera melayang yang ditunjukkan Hermione dalam pelajaran mantera. Ketika sekelompok professor tiba, Hermione mengambil kesalahan untuk bertempur dan menjadi teman akrab Harry dan Ron.
Malam sebelum pertandingan Quidditch pertama Harry, dia melihat Snape menerima perhatian medis dari Filch karena gigitan anjing berkepala tiga. Pada waktu main, sapu Harry lepas kontrol, membahayakan hidupnya, dan Hermione memperingatkan bahwa Snape menatap Harry dan berkomat-kamit. Dia berlari ke tempat Professor, menyenggol Professor Quirrell dalam ketergopohannya, dan membakar jubah Snape. Harry mendapat kembali kontrol sapunya dan menangkap Golden Snitch, memenangkan permainan untuk Gryffindor. Hagrid menolak untuk percaya bahwa Snape bertanggung jawab atas bahaya Harry, tetapi keceplosan bahwa dia membeli anjing berkepala tiga, dan bahwa monster itu menjaga rahasia kepunyaan Professor Dumbledore dan seseorang bernama Nicolas Flamel.
Harry dan para Weasley tinggal di Hogwarts untuk natal, dan salah satu hadiah Harry, dari pemberi tanpa nama, adalah jubah gaib. Harry menggunakan jubah itu untuk mencari di perpustakaan seksi terlarang untuk informasi tentang Flamel yang misterius, telah menghindar dari Snape dan Filch setelah sebuah buku yang mempesona menjerit seperti alarm, dan menyelip masuk ke ruangan berisi Cermin Tarsah, yang menunjukkan orang tuanya dan beberapa leluhur mereka. Harry menjadi kecanduan penglihatan Cermin dan ditolong oleh Professor Dumbledore, yang menjelaskan bahwa Cermin itu menunjukkan keputus-asaan orang yang melihat untuk waktu yang lama.
Ketika murid-murid kembali dari istirahatnya, Draco mengolok-olok Neville, dan Harry menghibur Neville dengan manis. Dan menemukan identitas Flamel dari kartu coklat kodok sebagai ahli kimia. Hermione segera menemukan bahwa dia laki-laki berumur 665 tahun yang hanya memiliki Batu Bertuah, yang bisa memberikan kehidupan. Beberapa hari kemudian Harry memperhatikan Snape mengendap-endap kea rah pinggiran Hutan Terlarang. Dia setengah mendengar percakapan tentang Batu Bertuah, Snape Tanya kepada Professor Quirrell jika dia menemukan cara melewati anjing berkepala tiga dan mengancam Quirrell untuk menentukkan dipihak mana dia berada. Harry menyimpulkan bahwa Snape mencoba untuk mencuri Batu dan Quirrell telah menyiapkan berbagai pertahanan untuk itu.
Harry, Ron dan Hermione mengetahui bahwa Hagrid memelihara seekor bayi naga, yang melawan hukum sihir, dan berencana menyelundupkannya keluar negara sekitar tengah malam. Draco datang, berharap membuat mereka gelisah dan mereka dalam masalah, dan Neville datang untuk memperingatkan mereka dari kejahatan Draco. Meskipun Ron digigit naga dan dikirim ke UKS, Harry dan Hermione bersemangat menyelamatkan naga kabur. Bagaimanapun, mereka tertangkap, dan Harry kehilangan jubah gaib. Sebagian dari hukuman mereka, Harry, Hermione, Draco dan Neville dipaksa untuk menolong Hagrid untuk menyelamatkan seekor unicorn yang terluka parah di Hutan Terlarang. Mereka terbagi manjadi dua pihak, Harry dan Draco menemukan unicorn yang telah mati, dikelilingi oleh darahnya. Sesosok berkerudung merayap ke bangkai dan meminum darahnya, sementara itu Draco menjerit dan melarikan diri. Sosok berkerudung itu bergerak kearah Harry, yang membuat bekas lukanya terasa terbakar. Ketika Harry sadar kembali, sosok berkerudung itu telah hilang dan seekor centaurus, Firenze, menawarkan diri untuk memberinya tunggangan untuk kembali ke sekolah. Centaurus itu menceritakan kepada Harry bahwa yang meminum darah seekor unicorn akan menyelamatkan hidup orang yang sekarat, tetapi meninggalkan mereka hanya tinggal sejengkal hidup. Firenze mengira Voldemort meminum darah unicorn untuk memperoleh kekuatan yang cukup untuk membuat hidup abadi dari Batu Bertuah, dan memperoleh kesehatan penuh dengan meminumnya. Sekembalinya dia, Harry mengetahui bahwa seseorang telah menyelipkan Jubah Gaib di bawah kain seprainya.
Beberapa minggu kemudian, saat bersantai setelah ujian berakhir, Harry tiba-tiba menyadari bagaimana sesuatu yang illegal seperti sebuah telur naga menjadi milik Hagrid. Pengawas bintang liar itu bilang bahwa dia mendapatkan telur itu dari seseorang berkerudung yang tak dikenal yang membelikannya beberapa minuman dan menanyakannya bagaimana untuk melewati anjing berkepala tiga, yang diterima Hagrid dengan mudah–musik membuatnya tertidur. Menyadari bahwa salah satu pengamanan Batu Bertuah tidak terjamin, Harry pergi untuk memberitahu Professor Dumbledore, ternyata kepala sekolah telah pergi menghadiri sebuah pertemuan penting. Harry menyimpulkan bahwa Snape memalsukan pesan yang memanggil Dumbledore untuk pergi dan Snape akan mencoba untuk mencuri Batu Bertuah malam itu.
Ditutupi Jubah Gaib, Harry dan kedua temannya pergi ke ruangan anjing kepala tiga, di mana Harry mengirim monster itu untuk tidur dengan memainkan seruling. Setelah mengangkat pintu perangkap, mereka menghadapi berbagai rintangan, tiap-tiap rintangan memerlukan kemampuan khusus yang dimiliki oleh masing-masing dari mereka, dan salah satunya mengharuskan Ron untuk mengorbankan dirinya. Di ruangan terakhir, sekarang sendirian, yang ditemukannya bukan Snape, tetapi Quirrell. Quirrell mengakui bahwa dia membiarkan troll mencoba untuk membunuh Hermione di toilet, dan bahwa dia mencoba uuntuk membunuh Harry pada saat pertandinga Quidditch pertama tetapi disenggol oleh Hermione. Snape mencoba untuk melindungi Harry dan mencurigai Quirrell. Quirrell melayani Voldemort, dan setelah gagal untuk mencuri Batu Bertuah dari Gringotts, mengijinkan tuannya untuk merasukinya dan memerintahkan untuk memperbaiki kesempatan yang memuaskan. Bagaimanapun ada objek lain dalam ruangan tersebut yaitu Cermin Tarsah, dan Quirrell dapat melihat ketidakadaan tanda-tanda dari Batu Bertuah. Pada tawaran Voldemort, Quirrell memaksa Harry untuk berdiri di depan Cermin. Harry merasa Batu itu jatuh ke dalam kantongnya dan mencoba untuk berdalih. Quirrell melepas surbannya, menampakkan wajah Voldemort di belakang kepalanya. Voldemort/Quirrell mencoba untuk merebut Batu itu dari Harry, tetapi begitu menyentuh Harry menyebabkan kulit Quirrell terbakar. Akhirnya perjuangan Harry berakhir.
Dia terbangun di rumah sakit sekolah, di mana Profesor Dumbledore menceritakan padanya bahwa dia bisa selamat karena pengorbanan ibunya untuk melindunginya, dan Voldemort tidak dapat mengerti kekuatan seperti cinta. Voldemort meninggalkan Quirrell yang mati, dan kemungkinan besar untuk kembali dengan segala cara. Dumbledore telah meramalkan bahwa Cermin Tarsah tidak menunjukkan pada Voldemort/Quirrell ingin menggunakannya, mereka ingin menggunakan batu bertuah untuk menyelamatkan hidup Voldemort, Harry dapat melihat Batu Bertuah karena dia ingin menemukannya bukan menggunakannya. Batu itu sekarang telah dimusnahkan.
Harry kembali ke keluarga Dursley pada liburan musim panas, tetapi tidak bercerita pada mereka kalau penyihir di bawah umur dilarang menggunakan sihir di luar Hogwarts.
(disadur dari: wikipedia)

2.      Ceirta Hantu (Ghost Stories)
Cerita hantu dapat membuat pembaca turun dari kursinya untuk mengonfirmasi bahwa pembaca tidak melihat suatu makhluk gaib dari pandangannya.  Dalam novel Dreadful Sorry karya Kathryn Reiss, hantu dapat menjalin kehidupan dengan kehidupan protagonis sampai ia menokohkan apa yang hantu ingin ia tahu.  Pada mulanya Molly menemukan sesuatu kesalahan melalui mimpi buruknya.  Kemudian ketika ia mengunjungi ayah dan ibu tirinya pada musim panas, dia terkejut ketika menemukan bahwa rumah tua yang mereka tempati merupakan sesuatu yang ada dalam mimpi buruknya.
3.      Cerita Horor (horror)
Selama penjualan buku Goosebumps oleh R. L. Stine yang mengindikasikan cerita horor – kadang terdapat unsur supernatural dalam cerita tersebut – masih populer dengan anak.  Anak yang membaca terutama untuk kesenangan seolah anak mengalami sendiri mencari kenikmatan dari pengalaman ketakutan, seperti mereka senang dalam hal paling menakutkan di dunia Disney.  Hiburan dalam cerita horor membawa mereka untuk mengalami pada keadaan emosi seseorang dalam cara yang tidak berbahaya. 
4.      Perjalanan Waktu (Time Travel)
Jika Anda ingin pergi ke periode waktu sebelum dan sesudah kehidupan, perjalanan waktu merupakan tipe cerita fantasi yang akan menghantarkan Anda ke dalam perjalanan waktu.  Beberapa buku tentang perjalanan waktu dapat dikatakan sebagai cerita fantasi historik, karena dalam cerita terdapat setting waktu di masa lampau maupun masa depan yang dimainkan oleh tokoh utama.
Tipe lain dari buku perjalanan waktu yang menceritakan tentang masa lampau diceritakan dalam jenis legenda dan mitos.  Cerita-cerita ini biasanya berisi tentang pertarungan antara yang jahat dengan yang baik.  Contohnya ............

5.      Fantasi Tinggi (High Fantasy)
Cerita fantasi tinggi juga memiliki karakteristik sebagai cerita fantasi, yaitu bahwa apa yang dikisahkan lebih merpakan tokoh dan peristiwa fantastic luara biasa yangkadar kebenarannya diragukan. Hal pertama dan utama nyang membedakan fantasi tinggi dan cerita fantasi adalah tema yang diusung. Fiksi fantasi tinggi mengusung tema pertentangan antara dua kekuatan yang berbeda, yaitu antara kekuatan yang baik dan yang buru, dan ini adalah tema tradisional yang telah mengakar di masyarakat. Sejak kehidupan masyarakat dimasa lalu pertentangan antara kedua hal tersebut telah terjad, dan fiksi fantasi merupakan cerita “generasi kedua” setelah cerita tradisional itu. Pertentangan antara dua kelompok itu lazimnya dimenangkan oleh pihak yang baik. Atau walau awalnya pihak jahat yang memenangkan pertarungan, pada akhirnya pihak yang baik yang mampu mengalahkannya.
Nada cerita fiksi fantasi adalah serius karena cerita ini dimaksudkan untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat serius. Bukankah pertentangan antara kedua kekuatan tersebut, yaitu antara baik dan jahat, adalah sesuatu yang serius,. Siapapun yang memenangkan perseteruan tersebt akan mempunyai ndampak yang amat dirasakan masyarakat, jika kekuatan baik yang menang kehidupan masyarakat akan damai, dan sebaliknya jika kekuatan jahat yang menang dunia akan rusak serta kehidupan masyarakat akan kacau. Itu merupakan konsisi yang tidak boleh dianggap enteng. Maka pembaca cerita fantasi tinggi seperti itu, rasanya kita pembacapun seolah-olah diminta untik ikut membantu dan bertanggung jawab atas ketentraman dunia dan kehidupan masyarakat. Pembaca fiksi fantasi itu sendiri oleh Huck dkk. (1999:137), yang apaling pas adalah anak pada usia pra-odolesen sampai dewasa. Jadi pembaca pada usia itu sudah dapat merasakan keseriusan cerita yang ditampilkan.
Novel yang dapat dikategorikan sebagai fiksi fantasi tinggi, sebagaimana berkali-kali telah dikemukakan adalah Ronggamorfosa sang penakluk istana (Nuranto Hardyansah), Eragon (Cristopher Paulini), dan juga Lord of The  Rings (JRR. Tolkien).
Berikut merupakan ulasan singkat mengeani Novel Ranggamorfosa Sang Penakluk Istana (yang asli sebagai novel anak Indonesia) menyuguhkan cerita fantasi yang berbeda lagi. Rangga, si tokoh anal yang baru SD kelas V dan adik perempuannya, Anggi, yang Sd kelas IV itu, dapat berubah wujud menjadi benda-benda yang diinginkannya. Bahkan, Rangga juga bisa berubah menjadi bintang. Ternyata kemampuan itu merupakan keturunan dari ayah-ibunya, Danu dan Sekar, dan kakeknya Ki Sanggalangit, seorang tokoh dinunia persilatan yang amat ditakuti oleh lawan dari kelompok jahat. Kareana kemampuan bermetamorfosa itu rangga berkali-lkali selamat dari ancaman kelompok-kelompok jahat  yang ditokohi oleh Naga Taksaka dan tujuh setan murid-muridnya.
Perseteruan antara kelompok jahat dan baik terjadi karena Naga Taksaka menginginkan pedang Mustika Samber Nyawa milik Ki Sanggalangit dan Kembang Wijaya Kesuama yang hanaya dapat diperoleh  lewat Rangga. Dengan menguasai dua hal tersebut seseorang akan dapat memperoleh kesaktian yang tiada tara, dan itu sangat berbahaya jika orang jahat yang memilikinya. Maka, terjadilah pertempuran antara dua kelompok tersebut yang akhirnya dimenangkan oleh kelompok baik, yaitu Rangga dan keluarganya. Cerita ini juga menarik karena ia berlatar kehidupan Modern (Jakarta, Karanganyar, Rawa Pening) dewasa ini. Bahkan Ayah Rangga, Danu, adalah seorang direktur sebuah perusahaan IT (Informational Technology), sebuah persahaan perusahaan di dunia modern yang amat mengandalkan kerja logika. Kemampuan nalar yang merupakan teknologi modern itu dipadukan dengan kemampuan yang lebih bersifat irasional lewat tokoh cerita. Hubungan antara dua dunia yang bertolak belakang itu memang tidak terlihat jelas dalam kaitan alur cerita selain sebagai latar.


Berdasarkan seting waktu dan tempat, cerita fantasi dikategorikan sebagia berikut.
1.      Cerita bermula di dalam dunia nyata (stories beginning in the world we know)
2.      Setting cerita ada di dunia lain (stories set in another world) 
3.   Setting cerita ada di waktu lampau (stories set in legendary times)

 DAFTAR PUSTAKA

    Huck, Charlotte S, Susan Hepler, dan Janet Hickman. 1987. Children’s Literature in The  lementary School. New York: Holt, Rinehart and Winston. 

     Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra Anak  Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada. University press.

             Lukens, Rebecca J. 2003. A Critical Handbook of Children’s  Literature. New York: Longman

            Mitchell, Diana. 2003. Children’s Literature, an Invitation ton the world. Boston: Ablongman. 

         https://id.wikipedia.org/wiki/Harry_Potter_dan_Batu_Bertuah diakses pada tanggal 5 November  2015 pukul 11:31 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar